RSUD Leuwiliang
Melayani dengan Hati dan Logika
Di usia yang tergolong muda, RSUD
Leuwiliang telah melekat erat di hati masyarakat. Dukungan Pemerintah Kabupaten
Bogor dan kerja keras kayawan adalah kuncinya.
Dengan latar
belakang Gunung Salak dan dikelilingi hamparan sawah yang menghijau di daerah
Cibeber, Kecamatan Leuwiliang, Bogor, ada sebuah bangunan megah dua lantai bercat
hijau. Di pintu masuk utama bangunan terpampang tulisan: RSUD Leuwiliang. Pusat
kesehatan yang melayani warga Leuwiliang dan sekitarnya selama hampir 2 tahun
terakhir ini.
Memasuki area
RSUD Leuwiliang, pengunjung akan menyaksikan kesibukan yang luar biasa. Pasien seperti
tak henti mengalir ke unit rawat jalan atau ke Instalasi Gawat Darurat. Sulit
membayangkan bahwa beberapa tahun silam, tempat ini hanya berupa hamparan
sawah. Seiring meningkatnya kebutuhan kesehatan masyarakat, sejak dibangun RSUD
Leuwiliang terus berbenah sehingga dapat berkembang seperti sekarang ini, berdiri
di atas lahan seluas 3,5 hektar dengan luas bangunan 7.920m2.
“Awalnya jumlah
tempat tidur rawat inap hanya 32 buah. Sekarang ada 113 tempat tidur. Ya, kami
menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat,” ujar Direktur
RSUD Leuwiliang drg. Mike Kaltrina, MARS.
Pelayanan katarak
RSUD ini dikenal
masyarakat, terutama para lansia (lanjut usia) sebagai “Rumah Sakit Katarak”. RSUD
Leuwiliang sudah menjadi salah satu dari 5 pusat pelayanan operasi katarak bagi
warga miskin di Kabupaten Bogor. Hal ini sesuai dengan Vision 2020: The Right To Sight, yang dicanangkan WHO. Tahun lalu
saja (2011), RSUD ini telah melakukan 165 operasi katarak, yang dilakukan oleh
dua dokter spesialis mata. Selain operasi katarak, dilakukan pula berbagai
pelayanan terkait dengan kesehatan mata.
Operasi katarak
gratis ini sudah menjadi agenda rutin RSUD Leuwiliang setiap bulannya. Di
Kabupaten Bogor memang cukup banyak penduduk yang berusia lanjut. Bersamaan
dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat
pula prevalensi buta (tuna netra) akibat katarak. Dan bila ada satu orang buta
akibat katarak, membuat dua orang akan pasif. Itu karena satu orang tuna netra,
membutuhkan satu orang yang matanya awas untuk menuntun dalam melakukan kegiatan
sehari-hari. Menyadari hal itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memutuskan
untuk memprioritaskan pelayanan operasi katarak bagi anggota masyarakat yang
kurang mampu.
Sejarah RSUD Leuwiliang
Pendirian RS
milik Pemerintah Kabupaten Bogor ini, dimulai tahun 2010. Awalnya, RSUD ini merupakan
Unit Pembantu Teknis Daerah Puskesmas Leuwiliang. Perlu diketahui bahwa RSUD
Leuwiliang dan Puskesmas Leuwiliang adalah dua tempat yang berbeda. Untuk
membedakannya dengan Puskesmas Leuwiliang, disebut “Persiapan Rumah Sakit
Leuwiliang”. Dalam perkembangannya, animo masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan di Persiapan Rumah Sakit Leuwiliang cukup tinggi. Hal ini terlihat
dari jumlah kunjungan pasien, baik pasien rawat jalan mau pun pasien rawat inap
yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Seiring dengan
perkembangan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap, pada September 2009 Pemerintah Kabupaten Bogor melanjutkan pembangunan
gedung rumah sakit. Penambahan 4 gedung dimaksudkan untuk sarana penunjang (Instalasi
Gizi, IPSRS, Loundry dan gudang Farmasi), sesuai dengan standar dan kebutuhan
sebuah rumah sakit.
Pembangunan
fisik gedung, dilengkapi dengan perlengkapan medis dan sarana pendukung lainnya
serta, tentunya, sumber daya manusia (SDM) yang meliputi penempatan dokter
spesialis, penambahan tenaga medis dan paramedis serta tenaga-tenaga pendukung
lainnya. Pada 23 Februari 2010, Persiapan RSUD Leuwiliang pun diresmikan
operasionalnya sebagai Rumah Sakit Umum Daerah oleh Gubernur Jawa Barat.
Melayani dengan hati, bertindak dengan logika
“Melayani dengan
hati, bertindak dengan logika.” Itulah moto RSUD Leuwiliang. Bila Anda
berkunjung ke sini, papan bertuliskan moto tersebut akan terlihat terpampang di
lorong-lorong rumah sakit. Kalimat sederhana sarat makna ini menjadi pedoman,
bagi semua petugas di RSUD Leuwiliang. Moto ini dicoba ditanamkan kepada setiap
petugas RSUD Leuwiliang yang berjumlah 242 orang. “Semua unit pelayanan
diharapkan bisa memberikan pelayanan yang terbaik, dilakukan dengan hati yang
tulus dan penuh empati kepada pasien dan keluarganya,” ujar drg. Mike Kaltrina.
Ia memang
berkeinginan, agar pasien dapat menerima pelayanan secara optimal. Dinyatakan
bahwa pengobatan untuk pasien bukan hanya dari segi medis. Yang tak kalah
penting, “Bagaimana kita bisa berempati dan memberikan kenyamanan kepada
pasien. Melayani pasien dengan hati dan penuh rasa empati, merupakan awal dari
pelayanan yang maksimal,” katanya.
Pelayanan
Berbagai
pelayanan kesehatan tersedia di RSUD Leuwiliang. Pada tahun 2003 ketika masih
berstatus “rumah sakit persiapan”, baru difungsikan unit rawat jalan. Sejak
tahun 2006, mulai difungsikan unit rawat
inap. Kini, sudah ada 9 jenis pelayanan rawat jalan yang tersedia. Yaitu: Poliklinik
Penyakit Dalam, Poliklinik Anak, Poliklinik Bedah, Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan, Poliklinik Mata, Poliklinik Umum, Poliklinik KIA dan KB, Poliklinik
Gigi, serta Poli Konsultasi Gizi.
Unit rawat inap
terdiri dari empat ruangan, yang menempati dua gedung. Di ruangan Matahari
(Anak) ada 23 tempat tidur, Ruangan Teratai (Penyakit Dalam) 33 tempat tidur,
Ruangan Anyelir (Kebidanan) 29 tempat tidur, Ruangan Tulip (Bedah) 28 tempat tidur.
Ruang rawat inap RSUD Leuwiliang nyaris selalu ramai, dengan BOR 76-80%.
RSUD Leuwiliang tidak
hanya melayani kesehatan bagi masyarakat di sekitar daerah Leuwiliang dan Bogor
Barat. Cukup banyak pasien yang datang dari berbagai daerah lain di sekitarnya.
Hal ini karena RSUD Leuwiliang terletak di daerah perbatasan dengan Provinsi Banten,
dan merupakan satu-satunya Rumah Sakit Umum di daerah ini. Melihat kenyataan
ini, berbagai pembangunan rumah sakit dan pengadaan pelayanan spesialis
tambahan akan terus dilakukan, untuk menjawab berbagai kebutuhan kesehatan
masyarakat.
Rencana Kedepan
Ke depan, drg.
Mike berharap agar secara bertahap RSUD Leuwiliang bisa mendapatkan akreditasi
untuk 16 pelayanan dan berstatus Badan Layanan Umum Daerah. Bila hal ini
terwujud, pelayanan kesehatan yang dapat
diberikan menjadi lebih komprehensif, sementara pengelolaan rumah sakit menjadi
lebih efisien.
Seiring
meningkatnya permintaan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitias, kini
RSUD Leuwiliang terus mengembangkan diri. Salah satunya, RSUD ini telah
berhasil mendapatkan akreditasi lima pelayanan sebagai rumah sakit tipe C.
Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi RSUD Leuwiliang. Akreditas
ini menunjukkan bahwa pelayanan di RSUD ini sudah mendapat pengakuan dari
pemerintah, sebagai rumah sakit sesuai standar yang diharapkan. “Keberhasilan
ini adalah milik bersama, milik masyarakat dan merupakan awal dari pembangunan
yang lebih baik di masa depan,” ujar drg. Mike.
Berbagai rencana
pembangunan akan segera dilaksanakan. Salah satunya adalah pembangunan secara bertahap
gedung yang dapat mengakomodasi 100 tempat tidur tambahan, pada tahun 2013.
Berbagai pelayanan spesialis dan unit medical
check up juga akan dikembangkan,
seiring dengan usaha rumah sakit untuk mencapai akreditasi B.
Menurut drg
Mike, kunci keberhasilan dan perkembangan RSUD Leuwiliang adalah kerja keras dari
semua karyawan, dan berkat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Bogor.
“Bupati H. Rachmat Yasin beserta
jajaran DPRD Kabupaten Bogor, sangat mendukung pengembangan RSUD Leuwiliang,”
ujar drg. Mike. Dengan semua dukungan itu, pengembangan dan pembangunan dapat
dilaksanakan dengan baik.
Tentunya, kerja
keras karyawan berperan penting dalam pencapaian kinerja rumah sakit. Komitmen
karyawan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, merupakan salah satu
komponen keberhasilan RSUD inig. Bila nanti akreditasi B dapat terwujud, RSUD Leuwiliang bisa menjadi rujukan di daerah
Bogor dan daerah perbatasan (dengan Banten).
RSUD ini bisa
dikatakan baru memulai perjalanannya, dalam melayani masyarakat. Jalan yang
membentang di depan masih sangat panjang. Berbagai rencana pembangunan ke depan,
bertujuan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik, dan lebih
baik lagi, bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, keberadaan RSUD Leuwiliang
akan menjadi semakin bermakna.
4 komentar
semangat terus RSUD..
melayani dengan hati bertindak dengan logika
dan selalu menjadi pilihan utama masyarakat.. 4 S menjadi ciri khas RSUD Leuwiliang
semangat terus RSUD..
melayani dengan hati bertindak dengan logika
dan selalu menjadi pilihan utama masyarakat.. 4 S menjadi ciri khas RSUD Leuwiliang
Punten kalau poli mata hari Minggu buka tidak Pak Admin?
Maaf ka klw untuk daftar oprasi katarak gratis persyaratan nya, apa sja
Posting Komentar