Rumah Sakit Medika Permata Hijau

Pasien Tak Perlu ke Malaysia

Rumah sakit ini dibangun mengingat banyaknya orang Indonesia yang berobat ke Malaysia. Dokter dan perawat bisa adu argumen.

Bukan rahasia lagi bahwa rumah sakit di Malaysia dan Singapura, banyak pasiennya yang berasal dari Indonesia. Tak terkecuali pasien rumah-rumah sakit yang bernaung di bawah KPJ Healthcare Berhad of Hospitals, jaringan grup kesehatan terbesar di Malaysia. Berkat reputasinya, group ini dikontrak untuk mengelola rumah sakit di Jeddah (Arab Saudi) dan Bangladesh selama 5 tahun.

“Orang Indonesia memiliki kemauan untuk hidup sehat. Juga mempunyai kemampuan untuk membiayai kesehatan mereka sampai ke luar negeri. Bila dirasa ada  pengobatan yang lebih baik, mereka kejar dan berani membayar. Itulah alasan, mengapa kami tertarik mendirikan rumah sakit di Indonesia,” ujar Hazarul Azly Hamzah, Direktur RS Medika Permata Hijau, Jakarta Barat.

Melihat peluang yang bagus, grup ini berinvestasi dengan membangun tiga rumah sakit di Indonesia, yaitu di Padang, BSD – Tangerang dan Permata Hijau. Rumah sakit yang di Padang mengalami musibah, saat beberapa waktu lalu terjadi gempa. Gedungnya rusak parah, untungnya semua pasien dapat dievakuasi dengan selamat. Praktis, yang kini masih beroperasi adalah yang di BSD Tangerang dan Permata Hijau.

Rumah Sakit Medika Permata Hijau (RS MPH) terletak di Jalan Kebayoran Lama No. 64, Jakarta Barat. Berdiri sejak 16 tahun yang lalu, tepatnya 1 Desember 1995, RS ini awalnya rumah sakit ibu dan anak. Setelah di-take over oleh KPJ Healthcare Berhad, RS ini berubah menjadi rumah uakit umum dengan nama RS Medika Ananda. Sejak 1 September 1997, namanya menjadi RS MPH.

Dengan kehadiran RS MPH, apakah pasien dari Indonesia banyak yang kemudian mengurungkan niatnya untuk berobat ke Malaysia? Hazarul menyatakan, awalnya RS mengalami banyak kendala. Namun, sejak 5 tahun terakhir, kendala yang ada dapat diatasi dan RS ini terus berkembang. Dari sisi jumlahtempat tidur, yang awalnya 60 sekarang sudah 100 (BOR 60%) dan 2-3 tahun ke depan akan dikembangkan menjadi 200 tempat tidur. Yang semula pasiennya kebanyakan dari kalangan menengah bawah, sekarang sudah bergeser menjadi kelas menengah atas.

Untuk itu, dibangun kamar-kamar dengan fasilitas untuk kelas VIP dan Super VIP. Ternyata permintaan meningkat sehingga jumlahnya ditambah. “Kalau sedang penuh, pasien rela antri untuk rawat inap, menanti sampai ada kamar yang kosong,” ujar Hazarul. “Tapi, kami melayani semua pasien dengan sebaik-baiknya. Strategi kami bahwa RS ini untuk semua golongan.”         

Syukuran

RS ini diuntungkan oleh letaknya yang strategis dan mudah dicapai pasien dari  Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor. “Akses kami paling gampang di antara rumah sakit lain di daerah ini. Dan untuk ke sini, tidak macet,” ujar Hazarul.

Keberhasilan RS MPH dicapai dengan memaksimalkan pelayanan terhadap pasien. “Care for Life dengan melakukan pendekatan yang lebih individual, adalah cara kami untuk merebut hati pasien,” ujarnya. Pendekatan yang lebih individual dilakukan oleh perawat, dokter dan pihak managemen. “Kalau rumah sakit tahu nama pasien, pasien dokter A, dengan kasus penyakit A, itu biasa. Di RS MPH, kami mencoba lebih dalam lagi. Misal, apa pekerjaan/profesi pasien, kehidupannya dan hal kecil lain yang bisa mendekatkan kami dengan pasien,” ujar Hazarul.

Ada kisah menarik. Seorang pasien yang dalam kondisi koma, dipindah dari rumah sakit lain ke ruang ICU RS MPH. Kemungkinan hidup pasien hanya 30%. Setelah menjalani rawat inap sekitar satu bulan, pasien tadi ternyata sembuh. Setelah pulang ke rumah, pasien dimaksud kembali ke RS MPH dan mengadakan acara selamatan sebagai tanda syukur.

Disadari bahwa perawat merupakan ujung tombak pelayanan rumah sakit. Untuk itu, diterapkan konsep bahwa perawat bukanlah pembantu dokter. “Perawat juga seorang professional medis yang setara dengan dokter. Tidak menutup kemungkinan perawat dan dokter adu argumentasi. Itu sudah menjadi bagian yang menurut kami mengasyikkan, sekaligus membuat pelayanan di sini ramah dan terkesan lebih homy,” ujar Hazarul.

RS MPH memiliki clinical nurse instructor, yang bertugas melakukan training keperwatan secara regular. Sebanyak 60% SDM RS ini adalah perawat. Dirasa perlu untuk terus melakukan pembinaan. Training tidak hanya dari sisi kompetensi keperawatan, tapi juga bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga. “Dalam setahun, setiap perawat wajib mengikuti beberap sesi training,” kata Hazarul.

Dan dengan sistem FTE (Full Time Equivalent), seorang perawat diatur hanya menangani sekian tepat tidur pasien (maksimal). Jika bed penuh, ditentukan berapa perawat yang harus menangani. Dengan cara ini, pelayanan terhadap pasien bisa maksimal dan beban kerja perawat merata sehingga tidak menimbulkan kecemburuan.

Unggulan

Mengingat RS MPH dulunya adalah rumah sakit ibu dan anak, pelayanan ini sampai kini masih menjadi salah satu unggulan. Pasien ibu dan anak jumlahnya mencapai 30-40% dari total pasien RS MPH. “Nama-nama dokter anak kami sudah dikenal luas,” ujarnya.

Unggulan yang lain adalah Laparoskopi, Hemodialis dan Endoskopi. Untuk hemodialisis, di sini terdapat 3 mesin tipe TRFX yang dioperasikan 2 sift. Permintaan dialisis cukup banyak, tapi belum bisa menambah mesin, mengingat tempatnya belum memungkinkan. “Kalau pembangunan gedung berikutnya terealisasi tahun depan, kami bisa menambah mesin lebih banyak,” ujar Hazarul. Dan bagi masyarakat yang ingin melakukan hemodialisa tapi terhalang biaya, RS MPH menerima Jamkesmas, GAKIN atau SKTM, serta pasien asuransi.

Booking Via Telepon

RS MPH telah meraih sejumlah peghargaan. Salah satunya sebagai “Rumah sakit terbaik dalam pengelolaan Limbah” dari Walikota Jakarta Barat. Di RS ini, limbah dikelola dengan baik. “Sejak sebelum RS MPH beroperasi, system instalasi pengolahan limbah (IPL) sudah menjadi perhatian utama. Ini merupakan standar yang harus dilakukan di grup kami,” ujarnya.

Memeriksa kondisi air bersih di rumah sakit juga selalu dilakukan. Pada tahu 2007, RS ini dapat memperoleh akreditasi 12 pelayanan. “Kami akan mengajukan akreditasi 16 pelayanan (tingkat lengkap), jika 200 tempat tidur sebagai target 2013 sudah tercapai,” ujar Hazarul.

Untuk memudahkan pasien, pemesanan kamar dapat dilakukan via telepon. Dari data yang ada, pasien yang memesan via telepon adalah pasien regular. “Ada pasien yang rela menanti kamar yang mereka inginkan, yang baru kosong 3-4 hari kemudian,” ujar Hazarul.

Pesanan kamar via telepon juga dapat dilakukan oleh pasien baru. “Kami tidak membeda-bedakan antara pasien regular atau pasien baru, semua memiliki hak yang sama,” ujar Hazarul. Umumnya pasien yang melakukan booking kamar, adalah pasien yang hedak melahirkan, yang sudah diperkirakan tanggal kelahiran anaknya. Beberapa pasien yang booking kamar berasal dari Bogor, Bekasi dan Tangerang.

Tidak berhenti sampai di sini, RS MPH memberikan fasilitas antar dan jemput gratis bagi pasien. Menurut ketentuan, fasilitas antar dan jemput gratis hanya pada wilayah dengan radius 5 km. Kenyataannya sangat fleksibel; bisa sampai radius 15 km. “Kami tidak kaku untuk hal ini, kalau memang pasien sangat membutuhkan, dengan beberapa pertimbangan meski jaraknya di atas 5 km, kami tidak akan  menolak,” ujarnya. Salah satu pertimbangan, misalnya jika pasien sudah menghabiskan jutaan rupiah untuk pengobatan.

Menurut Hazarul, jika pasien puas dengan pelayanan yang diberikan, efeknya pasien akan balik lagi. Atau, mereka memberikan informasi ini kepada orang lain. Ini bisa menjadi promosi yang efektif. Pihak managemen sendiri terus melakukan  marketing & promosi, antara lain dengan menyebar brosur, bulletin, internet, talk show, bakti social atau seminar awam, bekerja sama dengan pihak ketiga.

RS MPH bertekad untuk dapat memberi pelayanan kesehatan terbaik dengan harga terjangkau. Saat ini RS MPH telah menjadi penyedia layanan kesehatan bagi hampir seluruh provider dari perusahaan-perusahaan asuransi, dan perusahaan besar yang mengelola kesehatan karyawannya seperti: Kompas, Gramedia, SCTV, Hyundai, Carefour, Aneka Tambang, Peruri, Binus, dan lain-lain.

Pesta Sukan

Salah satu strategi yang dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal dan mempererat kebersamaan dan persaudaraan dengan sesama grup KPJ, digelar tradisi tahunan berupa pertandingan olahraga (pesta sukan) antar rumah sakit di grup KPJ. Kompetisi diadakan 1x setahun, mempertandingkan antara lain  scrabble, tennis, volley, basket dan badminton. Peserta kompetisi bisa mencapai 1.000 orang dari 21 RS dalam grup KPJ di Malaysia dan Indonesia. “Bukan hanya staf dengan jabatan tinggi yang ikut serta. Tukang pakir dan kurir pernah kami kirim, tergantung keahliannya apa”.

Pembukaan acara ini dilakukan secara meriah, dengan tarian dan kembang api. “Layaknya olimpiade,” ia terawa. Untuk saat ini, belum bisa dilakukan di Indonesia, mengingat faktor biaya. Pesta sukan biasanya berlangsung selama satu minggu.  RS MPH  pernah meraih juara badminton. (ant)

Tidak ada komentar